JAKARTA — Arah kepemilikan PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. (OLIV), emiten furnitur dengan merek dagang Oscar Living, segera mengalami perubahan signifikan.
Perusahaan mengumumkan jadwal penyelesaian akhir akuisisi yang menandai babak baru dalam struktur pengendalian perseroan. Investor baru, PT Olive Power Invest (OPI), dipastikan akan menjadi pengendali utama setelah seluruh proses pengambilalihan saham tahap kedua rampung pada November 2025.
Langkah strategis ini menandai keseriusan OPI dalam memperluas portofolio investasinya di sektor manufaktur dan ritel furnitur nasional yang tengah berkembang pesat, terutama di tengah pergeseran perilaku konsumen menuju platform e-commerce.
Direktur Utama OLIV, Hendro Jap, mengonfirmasi bahwa proses akuisisi berjalan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Dalam keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), ia menjelaskan bahwa penyelesaian transaksi tahap kedua dijadwalkan pada 25 November 2025, disusul dengan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sehari setelahnya, yakni 26 November 2025.
“Penjual dan pembeli telah menandatangani Addendum Pertama Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat pada 7 November 2025, sebagai perubahan atas ketentuan dalam Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang telah ditandatangani tanggal 17 September 2025,” ujar Hendro.
Melalui kesepakatan baru itu, OLIV menegaskan jadwal pelaksanaan akuisisi tahap kedua pada 25 November, sementara RUPSLB yang membahas perubahan susunan direksi dan komisaris akan digelar keesokan harinya. Hendro juga memastikan bahwa pihak penjual dan pembeli tidak memiliki hubungan afiliasi, sehingga proses akuisisi dilakukan secara independen dan sesuai prinsip keterbukaan informasi.
“Dalam hal penyelesaian Akuisisi Tahap Kedua terjadi, maka akan terdapat perubahan pengendali perseroan dari Hendro Jap menjadi PT Olive Power Invest,” kata Hendro menegaskan.
Langkah Strategis Perkuat Struktur Bisnis dan Modal
Manajemen OLIV menilai langkah akuisisi ini bukan sekadar pergantian kepemilikan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat fondasi perusahaan di tengah kompetisi ketat industri furnitur domestik. Perubahan pengendali diyakini akan membawa suntikan modal baru, memperluas jaringan distribusi, serta meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok dan pemasaran.
Dalam keterangannya, OLIV menyebut bahwa hingga kini dampak akhir dari transaksi tersebut terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan perusahaan masih dalam tahap kajian. Namun, manajemen memastikan arah kebijakan pasca-akuisisi akan difokuskan pada peningkatan daya saing serta ekspansi di sektor furnitur ritel dan online.
Rangkaian Proses Akuisisi Sejak September 2025
Rencana akuisisi OLIV pertama kali terungkap pada September 2025, ketika perseroan menyampaikan keterbukaan informasi terkait kesepakatan jual beli saham bersyarat dengan konsorsium investor baru. Konsorsium tersebut terdiri dari PT Olive Power Invest, PT Motif Investasi Indonesia, dan PT Pacific Prima Permata.
Dalam perjanjian itu, pemegang saham utama OLIV, Hendro Jap, bersama Hie Mie Tien, sepakat menjual sebanyak 1,48 miliar saham atau setara 77,9% dari total kepemilikan kepada konsorsium. Kesepakatan ini menandai awal proses perubahan struktur pengendalian yang kini memasuki tahap final.
Sebagai bagian dari persiapan menuju akuisisi, pada 19 September 2025, Hendro Jap juga diketahui telah melepas sekitar 190 juta saham OLIV dengan nilai transaksi sekitar Rp2,5 miliar. Transaksi tersebut membuat kepemilikan Hendro turun dari 71,84% menjadi 61,84%. Corporate Secretary OLIV, Stephanie Andriana Suhanda, dalam keterbukaan informasi waktu itu menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari strategi internal perusahaan dalam menyambut restrukturisasi kepemilikan.
Potensi Transformasi Bisnis di Bawah Kendali Baru
OLIV menegaskan bahwa masuknya Olive Power Invest diharapkan membawa semangat baru dalam tata kelola dan arah bisnis perseroan. Dengan latar belakang sebagai perusahaan investasi yang fokus pada pengembangan bisnis berkelanjutan, OPI diyakini mampu memberikan kontribusi terhadap transformasi OLIV menjadi pemain furnitur modern berbasis digital.
Selain memperkuat struktur permodalan, investor baru juga diperkirakan akan membawa jaringan bisnis yang lebih luas di sektor perdagangan dan logistik, sehingga dapat mendukung ekspansi merek Oscar Living ke pasar yang lebih besar, baik nasional maupun regional.
Langkah akuisisi ini juga sejalan dengan tren konsolidasi yang marak terjadi di bursa saham Indonesia, di mana sejumlah emiten kecil atau menengah memilih menggandeng investor strategis untuk memperkuat posisi di pasar. Dalam konteks ini, OLIV menempatkan akuisisi oleh Olive Power Invest sebagai momentum penting untuk memperkuat daya tahan usaha sekaligus memperluas pangsa pasar.
Harapan Baru di Tengah Tantangan Industri Furnitur
Industri furnitur nasional tengah menghadapi tantangan besar, terutama akibat kenaikan biaya bahan baku dan fluktuasi permintaan ekspor. Namun, sektor ritel furnitur domestik justru menunjukkan pertumbuhan positif, didorong meningkatnya kebutuhan rumah tangga dan tren desain interior modern.
Dengan akuisisi ini, OLIV menargetkan dapat bertransformasi menjadi perusahaan furnitur yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan konsumen. Dukungan modal dan manajemen dari Olive Power Invest diharapkan menjadi motor penggerak untuk memperluas lini produk, memperkuat kehadiran digital, dan menembus segmen konsumen baru melalui strategi pemasaran omnichannel.
Dengan seluruh proses akuisisi yang telah terjadwal hingga akhir November, OLIV memasuki fase penting dalam perjalanan bisnisnya. Perubahan pengendali dari Hendro Jap ke Olive Power Invest bukan sekadar pergantian nama di struktur kepemilikan, melainkan sinyal transformasi menuju era baru bagi perusahaan furnitur yang telah lama dikenal di pasar ritel Indonesia.